INSPIRASI HANGGA PRAMUDYANTO
Hangga besarkan usaha hingga ke dunia maya (3)
Meski sempat terpuruk, usaha Hangga Pramudyanto kembali bangkit dengan modal dari bank. Usahanya menanjak naik seiring tingginya permintaan pesanan booth dari industri waralaba. Tidak hanya itu, Hangga juga mengembangkan bisnisnya melalui dunia maya. Kini, Hangga mampu meraih omzet hingga Rp 200 juta per bulan.
Semangat pantang menyerah memang penting dalam dunia usaha. Setidaknya itulah pengalaman Hangga Pramudyanto, yang sukses membawa PT Klikhomes Realty Indonesia, yang bergerak di bidang jasa pembuatan gambar arsitektur, bangunan interior sekaligus juga kontraktor.
Berbekal semangat nan kuat, Hangga yakin benar usahanya bangkit kembali. Dengan semangat pantang menyerah juga, Hangga lolos dari berbagai cobaan dalam menjalankan bisnis.
Hangga mencatat perjalanan bisnisnya. Tahun 2007 adalah tahun kebangkitan usahanya. Saat itu ia mendapatkan pinjaman sebuah bank sebesar Rp 50 juta untuk modal usaha.
Dengan uang itulah, Hangga bisa menyewa tanah kemudian mendirikan bengkel usaha interior dan kitchen set. "Bagi saya, bisnis baru saya mulai saat itu (2007)," kata Hangga.
Sebagai langkah awal, ia menawarkan desain karyanya untuk komunitas Tangan di Atas (TDA) dan Entrepreneur University (EU). Dari dua institusi nirlaba itulah, Hangga mendapat pesanan desain walaupun jumlahnya belum menggembirakan.
Tapi berkat keahlian mendesain, Hangga juga sering dipercaya nara sumber di media massa. Saat itulah, nama Hangga kian populer. "Usaha saya memang banyak terbantu oleh rekan-rekan media," terang Hangga.
Setelah populer, Hangga kebanjiran pesanan desain interior dan kitchen set, terutama booth atau gerobak. Melihat tren permintaan booth, Hangga memutuskan menjadi spesialisasi produsen booth. "Menjadi spesialis lebih mudah dikenal," ujar Hangga.
Hangga dengan tekun menciptakan desain booth yang menarik. Hingga suatu waktu, ia mendapat pesanan pembuatan booth dari pengusaha waralaba dalam jumlah banyak. Kini, pengusaha tersebut masih tetap memesan booth dari Hangga.
Barangkali, sebagian dari Anda pernah melihat booth karya Hangga itu. Sebab, booth milik Hangga kerap dipakai oleh waralaba terkenal seperti; Kebab Turki, Baba Rafi, Ayam Goreng Fatmawati, Pecel Lele Lela, dan masih banyak lagi.
Jika pemilik waralaba menambah mitra, Hangga tentu juga ikut ketiban rezeki dari pesanan booth. Tapi ternyata itu belum membuat Hangga puas. Ia masih ingin mencari pelanggan baru selain pemilik waralaba.
Hangga pun akhirnya memajang karyanya di situs online www.klikhomes.com, yang dia buat pada 2009. Ia kemudian mempromosikan produknya di situs tersebut hingga saat ini.
Tak lupa, ia mencantumkan testimoni dari klien dan mitra yang sudah menggunakan booth miliknya. Ternyata, testimoni pelanggan itu pula yang mampu menarik konsumen baru. "Karakter warga Indonesia itu suka ikut-ikutan," ungkap Hangga.
Dunia maya ternyata juga mampu mendongkrak omzet bisnis Hangga. Ia pun kebanjiran pesanan, hingga akhirnya Hangga menambah bengkel untuk meningkatkan jumlah produksi. Ia menaikkan produksi dari 20 unit booth per bulan menjadi 50 unit booth per bulan, termasuk kitchen set.
Selain pemasukan dari pembuatan booth, pria yang kini berusia 32 tahun itu juga menerima pesanan jasa desain bangunan, desain interior, dan pembuatan furnitur. Setiap bulan, omzet dari bisnis desain interior ini mencapai Rp 200 juta-an.
Untuk tarif jasa desain bangunan, Hangga membanderol Rp 30.000-Rp 50.000 per meter. Untuk desain interior, Hangga mematok tarif lebih tinggi yakni Rp 100.000 per meter.
Sukses mendapatkan pesanan dari industri waralaba, kini Hangga sedang menyusun strategi agar bisa menjelajah ke pasar ekspor. Selain itu, Hangga juga berencana untuk melatih karyawannya bisa mandiri agar bisa membuka lapangan kerja sendiri. "Maksimal mereka bekerja sepuluh tahun, setelah itu mereka bisa mandiri," ujar Hangga penuh harap.
Hangga membuktikan bahwa pengusaha juga bisa sukses membangun bisnis tanpa campur tangan pemerintah. Maklum, Hangga pernah mengajukan bantuan kredit ke pemerintah, tapi usaha itu gagal lantaran syarat nan rumit dan berbelit. "Syaratnya banyak dan menyulitkan pengusaha pemula," tegas Hangga.
(Selesai)
oleh Ragil Nugroho
Harian Kontan
No comments:
Post a Comment