INSPIRASI HANGGA PRAMUDYANTO
Hangga jatuh bangun dalam membangun usaha (2)
Jalan menjadi seorang pengusaha memang terjal dan berliku. Pengalaman seperti itu juga dijalani pemilik Klikhomes Realty, Hangga Pramudyanto. Ia pernah ditinggal rekan usaha hingga merugi besar di pasar saham. Namun, pengalaman buruk itu tidak menyurutkan tekad Hangga untuk terus maju menjadi seorang pengusaha.
Kesuksesan Hangga Pramudiyanto mengembangkan usaha interior dan furnitur di bawah perusahaan PT Klikhomes Realty Indonesia tidak lepas dari kegigihan dan keuletan dalam menghadapi cobaan dan rintangan, termasuk harus rela kehilangan rekan kerja ketika memulai usaha.
Hangga mengungkapkan, saat-saat awal berusaha, dia memang mempunyai sekondan. Agar usaha yang mereka jalani tertata rapi dengan manajemen yang profesional, keduanya pun bersepakat mendirikan CV Handal Karya.
Sayang, harapan memang sering tak sesuai dengan kenyataan. Justru setelah usaha berbentuk badan hukum, kongsi mulai goyah. Penyebabnya macam-macam. Sebutlah sering kalah tender, hingga gambar konstruksi yang sering diklaim oleh pesaing. "Inilah yang membuat rekan saya itu kemudian mundur," kenang Hangga.
Meski bekerja sendiri, pantang bagi Hangga untuk berputus asa. Ia sadar betul, untuk membuka pintu sukses, kuncinya adalah kerja keras, termasuk kerja keras dalam menghadapi rintangan.
Pada 2006, optimisme Hangga kembali menyeruak. Ketika itu, ia dipercaya membangun sebuah pesantren di kawasan Depok senilai Rp 1,5 miliar. Hangga sudah membayangkan proyek ini bakal menjadi pintu sukses bagi usahanya.
Namun, lagi-lagi dia harus bersabar setelah proyek pesantren itu berhenti di tengah jalan lantaran terkena proyek jalan tol.
Lagi-lagi Hangga harus "puasa" pekerjaan selama kurang lebih enam bulan lamanya. Itulah yang pada akhirnya membuat Hangga gelap mata ketika seorang temannya membujuk dia untuk membenamkan duitnya di bursa saham indeks Hangseng.
Hangga pun semakin kalap dengan janji keuntungan Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per hari. "Tentu semua orang tertarik dengan iming-iming itu," ujar Hangga.
Ternyata, untung tak dapat diraih, tapi justru buntung yang datang. Karena buta permainan saham, duit Hangga sebesar Rp 100 juta pun harus lenyap bak ditelan bumi.
Kerugian kali ini membuat Hangga benar-benar terpukul. "Saya sempat selama tiga hari tidak bergairah melakukan aktivitas lainnya selain termenung," kenangnya.
Namun, kesedihan tersebut tidak berkepanjangan. Ia kembali bangkit dan mulai aktif mengikuti berbagai seminar dan bergaul di komunitas wirausaha, seperti Entrepreneur University (EU) dan Tangan di Atas (TDA). "Pengalaman tersebut mengajarkan saya agar terus memperbanyak ilmu," ujarnya.
Di situlah Hangga belajar dengan banyak pihak tentang bagaimana membangun usaha. Ia menemukan kenyataan bahwa ribuan pengusaha pernah mengalami kerugian seperti dirinya.
Selain harus ulet dan pantang menyerah, ia juga dapat nasihat agar dalam mencoba suatu usaha jangan terlalu banyak memikirkan risiko, karena itu akan menjadi penghalang langkah pertama memulai usaha.
Setelah paham mengenai bagaimana mengelola usaha, semangat Hangga pun kembali bangkit. Ia yakin dalam 10 kali cobaan, pasti ada satu kesempatan yang akan membuahkan hasil.
Dengan sisa uang yang ada, ia lalu membuka usaha jual beli handphone pada 2007. Saat itu bisnis yang berkait dengan seluler memang sedang ciamik. Hanya, Hangga belum menghapus mimpi untuk mengembangkan usaha sesuai dengan pendidikannya.
Mimpi itu mulai mendekati kenyataan, ketika pengajuan pinjaman kredit tanpa agunan ke sebuah bank dikabulkan. "Ketika itu saya pinjam sebesar Rp 50 juta," ujar Hangga. Tujuan Hangga pinjam uang ke bank memang untuk mengembangkan usahanya.
Dengan modal itu Hangga pun segera mewujudkan mimpinya mendirikan bengkel kerja beserta kebutuhan lainnya. Hangga menyadari uang tersebut adalah pinjaman dan bunganya akan terus berjalan. "Harus segera dimanfaatkan dengan tepat," ujarnya.
Ia sangat bersyukur, pinjaman itu datang tepat waktunya, sehingga ia bisa benar-benar melupakan kerugian di masa lalu dan siap untuk mengintip peluang baru.
(Bersambung)
oleh Ragil Nugroho
Harian Kontan
No comments:
Post a Comment