arsitek modern , cari arsitek murah , cari desain rumah , hubungi klikhomes property 021 78891390 , 02192642232 .
Blog arsitek modern ini berisi tentang berbagai artikel arsitektur mulai dari desain rumah hingga ruko dan gedung. Diharapkan dengan blog ini, para
pembaca bisa tahu desain desain arsitek modern, rumah minimalis, yang sedang berkembang
serta desain-desain terkini.
Dari sini pembaca sudah bisa mendapatkan desain seperti apa yang
sesuai dengan keinginan anda. sehingga tidak perlu susah lagi cari arsitek , cari kontraktor , cari desain untuk property anda.
Thursday, October 4, 2012
Saturday, September 17, 2011
Hangga besarkan usaha hingga ke dunia maya
INSPIRASI HANGGA PRAMUDYANTO
Hangga besarkan usaha hingga ke dunia maya (3)
Meski sempat terpuruk, usaha Hangga Pramudyanto kembali bangkit dengan modal dari bank. Usahanya menanjak naik seiring tingginya permintaan pesanan booth dari industri waralaba. Tidak hanya itu, Hangga juga mengembangkan bisnisnya melalui dunia maya. Kini, Hangga mampu meraih omzet hingga Rp 200 juta per bulan.
Semangat pantang menyerah memang penting dalam dunia usaha. Setidaknya itulah pengalaman Hangga Pramudyanto, yang sukses membawa PT Klikhomes Realty Indonesia, yang bergerak di bidang jasa pembuatan gambar arsitektur, bangunan interior sekaligus juga kontraktor.
Berbekal semangat nan kuat, Hangga yakin benar usahanya bangkit kembali. Dengan semangat pantang menyerah juga, Hangga lolos dari berbagai cobaan dalam menjalankan bisnis.
Hangga mencatat perjalanan bisnisnya. Tahun 2007 adalah tahun kebangkitan usahanya. Saat itu ia mendapatkan pinjaman sebuah bank sebesar Rp 50 juta untuk modal usaha.
Dengan uang itulah, Hangga bisa menyewa tanah kemudian mendirikan bengkel usaha interior dan kitchen set. "Bagi saya, bisnis baru saya mulai saat itu (2007)," kata Hangga.
Sebagai langkah awal, ia menawarkan desain karyanya untuk komunitas Tangan di Atas (TDA) dan Entrepreneur University (EU). Dari dua institusi nirlaba itulah, Hangga mendapat pesanan desain walaupun jumlahnya belum menggembirakan.
Tapi berkat keahlian mendesain, Hangga juga sering dipercaya nara sumber di media massa. Saat itulah, nama Hangga kian populer. "Usaha saya memang banyak terbantu oleh rekan-rekan media," terang Hangga.
Setelah populer, Hangga kebanjiran pesanan desain interior dan kitchen set, terutama booth atau gerobak. Melihat tren permintaan booth, Hangga memutuskan menjadi spesialisasi produsen booth. "Menjadi spesialis lebih mudah dikenal," ujar Hangga.
Hangga dengan tekun menciptakan desain booth yang menarik. Hingga suatu waktu, ia mendapat pesanan pembuatan booth dari pengusaha waralaba dalam jumlah banyak. Kini, pengusaha tersebut masih tetap memesan booth dari Hangga.
Barangkali, sebagian dari Anda pernah melihat booth karya Hangga itu. Sebab, booth milik Hangga kerap dipakai oleh waralaba terkenal seperti; Kebab Turki, Baba Rafi, Ayam Goreng Fatmawati, Pecel Lele Lela, dan masih banyak lagi.
Jika pemilik waralaba menambah mitra, Hangga tentu juga ikut ketiban rezeki dari pesanan booth. Tapi ternyata itu belum membuat Hangga puas. Ia masih ingin mencari pelanggan baru selain pemilik waralaba.
Hangga pun akhirnya memajang karyanya di situs online www.klikhomes.com, yang dia buat pada 2009. Ia kemudian mempromosikan produknya di situs tersebut hingga saat ini.
Tak lupa, ia mencantumkan testimoni dari klien dan mitra yang sudah menggunakan booth miliknya. Ternyata, testimoni pelanggan itu pula yang mampu menarik konsumen baru. "Karakter warga Indonesia itu suka ikut-ikutan," ungkap Hangga.
Dunia maya ternyata juga mampu mendongkrak omzet bisnis Hangga. Ia pun kebanjiran pesanan, hingga akhirnya Hangga menambah bengkel untuk meningkatkan jumlah produksi. Ia menaikkan produksi dari 20 unit booth per bulan menjadi 50 unit booth per bulan, termasuk kitchen set.
Selain pemasukan dari pembuatan booth, pria yang kini berusia 32 tahun itu juga menerima pesanan jasa desain bangunan, desain interior, dan pembuatan furnitur. Setiap bulan, omzet dari bisnis desain interior ini mencapai Rp 200 juta-an.
Untuk tarif jasa desain bangunan, Hangga membanderol Rp 30.000-Rp 50.000 per meter. Untuk desain interior, Hangga mematok tarif lebih tinggi yakni Rp 100.000 per meter.
Sukses mendapatkan pesanan dari industri waralaba, kini Hangga sedang menyusun strategi agar bisa menjelajah ke pasar ekspor. Selain itu, Hangga juga berencana untuk melatih karyawannya bisa mandiri agar bisa membuka lapangan kerja sendiri. "Maksimal mereka bekerja sepuluh tahun, setelah itu mereka bisa mandiri," ujar Hangga penuh harap.
Hangga membuktikan bahwa pengusaha juga bisa sukses membangun bisnis tanpa campur tangan pemerintah. Maklum, Hangga pernah mengajukan bantuan kredit ke pemerintah, tapi usaha itu gagal lantaran syarat nan rumit dan berbelit. "Syaratnya banyak dan menyulitkan pengusaha pemula," tegas Hangga.
(Selesai)
oleh Ragil Nugroho
Harian Kontan
Thursday, September 15, 2011
Hangga jatuh bangun dalam membangun usaha
INSPIRASI HANGGA PRAMUDYANTO
Hangga jatuh bangun dalam membangun usaha (2)
Jalan menjadi seorang pengusaha memang terjal dan berliku. Pengalaman seperti itu juga dijalani pemilik Klikhomes Realty, Hangga Pramudyanto. Ia pernah ditinggal rekan usaha hingga merugi besar di pasar saham. Namun, pengalaman buruk itu tidak menyurutkan tekad Hangga untuk terus maju menjadi seorang pengusaha.
Kesuksesan Hangga Pramudiyanto mengembangkan usaha interior dan furnitur di bawah perusahaan PT Klikhomes Realty Indonesia tidak lepas dari kegigihan dan keuletan dalam menghadapi cobaan dan rintangan, termasuk harus rela kehilangan rekan kerja ketika memulai usaha.
Hangga mengungkapkan, saat-saat awal berusaha, dia memang mempunyai sekondan. Agar usaha yang mereka jalani tertata rapi dengan manajemen yang profesional, keduanya pun bersepakat mendirikan CV Handal Karya.
Sayang, harapan memang sering tak sesuai dengan kenyataan. Justru setelah usaha berbentuk badan hukum, kongsi mulai goyah. Penyebabnya macam-macam. Sebutlah sering kalah tender, hingga gambar konstruksi yang sering diklaim oleh pesaing. "Inilah yang membuat rekan saya itu kemudian mundur," kenang Hangga.
Meski bekerja sendiri, pantang bagi Hangga untuk berputus asa. Ia sadar betul, untuk membuka pintu sukses, kuncinya adalah kerja keras, termasuk kerja keras dalam menghadapi rintangan.
Pada 2006, optimisme Hangga kembali menyeruak. Ketika itu, ia dipercaya membangun sebuah pesantren di kawasan Depok senilai Rp 1,5 miliar. Hangga sudah membayangkan proyek ini bakal menjadi pintu sukses bagi usahanya.
Namun, lagi-lagi dia harus bersabar setelah proyek pesantren itu berhenti di tengah jalan lantaran terkena proyek jalan tol.
Lagi-lagi Hangga harus "puasa" pekerjaan selama kurang lebih enam bulan lamanya. Itulah yang pada akhirnya membuat Hangga gelap mata ketika seorang temannya membujuk dia untuk membenamkan duitnya di bursa saham indeks Hangseng.
Hangga pun semakin kalap dengan janji keuntungan Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per hari. "Tentu semua orang tertarik dengan iming-iming itu," ujar Hangga.
Ternyata, untung tak dapat diraih, tapi justru buntung yang datang. Karena buta permainan saham, duit Hangga sebesar Rp 100 juta pun harus lenyap bak ditelan bumi.
Kerugian kali ini membuat Hangga benar-benar terpukul. "Saya sempat selama tiga hari tidak bergairah melakukan aktivitas lainnya selain termenung," kenangnya.
Namun, kesedihan tersebut tidak berkepanjangan. Ia kembali bangkit dan mulai aktif mengikuti berbagai seminar dan bergaul di komunitas wirausaha, seperti Entrepreneur University (EU) dan Tangan di Atas (TDA). "Pengalaman tersebut mengajarkan saya agar terus memperbanyak ilmu," ujarnya.
Di situlah Hangga belajar dengan banyak pihak tentang bagaimana membangun usaha. Ia menemukan kenyataan bahwa ribuan pengusaha pernah mengalami kerugian seperti dirinya.
Selain harus ulet dan pantang menyerah, ia juga dapat nasihat agar dalam mencoba suatu usaha jangan terlalu banyak memikirkan risiko, karena itu akan menjadi penghalang langkah pertama memulai usaha.
Setelah paham mengenai bagaimana mengelola usaha, semangat Hangga pun kembali bangkit. Ia yakin dalam 10 kali cobaan, pasti ada satu kesempatan yang akan membuahkan hasil.
Dengan sisa uang yang ada, ia lalu membuka usaha jual beli handphone pada 2007. Saat itu bisnis yang berkait dengan seluler memang sedang ciamik. Hanya, Hangga belum menghapus mimpi untuk mengembangkan usaha sesuai dengan pendidikannya.
Mimpi itu mulai mendekati kenyataan, ketika pengajuan pinjaman kredit tanpa agunan ke sebuah bank dikabulkan. "Ketika itu saya pinjam sebesar Rp 50 juta," ujar Hangga. Tujuan Hangga pinjam uang ke bank memang untuk mengembangkan usahanya.
Dengan modal itu Hangga pun segera mewujudkan mimpinya mendirikan bengkel kerja beserta kebutuhan lainnya. Hangga menyadari uang tersebut adalah pinjaman dan bunganya akan terus berjalan. "Harus segera dimanfaatkan dengan tepat," ujarnya.
Ia sangat bersyukur, pinjaman itu datang tepat waktunya, sehingga ia bisa benar-benar melupakan kerugian di masa lalu dan siap untuk mengintip peluang baru.
(Bersambung)
oleh Ragil Nugroho
Harian Kontan
Hangga jatuh bangun dalam membangun usaha (2)
Jalan menjadi seorang pengusaha memang terjal dan berliku. Pengalaman seperti itu juga dijalani pemilik Klikhomes Realty, Hangga Pramudyanto. Ia pernah ditinggal rekan usaha hingga merugi besar di pasar saham. Namun, pengalaman buruk itu tidak menyurutkan tekad Hangga untuk terus maju menjadi seorang pengusaha.
Kesuksesan Hangga Pramudiyanto mengembangkan usaha interior dan furnitur di bawah perusahaan PT Klikhomes Realty Indonesia tidak lepas dari kegigihan dan keuletan dalam menghadapi cobaan dan rintangan, termasuk harus rela kehilangan rekan kerja ketika memulai usaha.
Hangga mengungkapkan, saat-saat awal berusaha, dia memang mempunyai sekondan. Agar usaha yang mereka jalani tertata rapi dengan manajemen yang profesional, keduanya pun bersepakat mendirikan CV Handal Karya.
Sayang, harapan memang sering tak sesuai dengan kenyataan. Justru setelah usaha berbentuk badan hukum, kongsi mulai goyah. Penyebabnya macam-macam. Sebutlah sering kalah tender, hingga gambar konstruksi yang sering diklaim oleh pesaing. "Inilah yang membuat rekan saya itu kemudian mundur," kenang Hangga.
Meski bekerja sendiri, pantang bagi Hangga untuk berputus asa. Ia sadar betul, untuk membuka pintu sukses, kuncinya adalah kerja keras, termasuk kerja keras dalam menghadapi rintangan.
Pada 2006, optimisme Hangga kembali menyeruak. Ketika itu, ia dipercaya membangun sebuah pesantren di kawasan Depok senilai Rp 1,5 miliar. Hangga sudah membayangkan proyek ini bakal menjadi pintu sukses bagi usahanya.
Namun, lagi-lagi dia harus bersabar setelah proyek pesantren itu berhenti di tengah jalan lantaran terkena proyek jalan tol.
Lagi-lagi Hangga harus "puasa" pekerjaan selama kurang lebih enam bulan lamanya. Itulah yang pada akhirnya membuat Hangga gelap mata ketika seorang temannya membujuk dia untuk membenamkan duitnya di bursa saham indeks Hangseng.
Hangga pun semakin kalap dengan janji keuntungan Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per hari. "Tentu semua orang tertarik dengan iming-iming itu," ujar Hangga.
Ternyata, untung tak dapat diraih, tapi justru buntung yang datang. Karena buta permainan saham, duit Hangga sebesar Rp 100 juta pun harus lenyap bak ditelan bumi.
Kerugian kali ini membuat Hangga benar-benar terpukul. "Saya sempat selama tiga hari tidak bergairah melakukan aktivitas lainnya selain termenung," kenangnya.
Namun, kesedihan tersebut tidak berkepanjangan. Ia kembali bangkit dan mulai aktif mengikuti berbagai seminar dan bergaul di komunitas wirausaha, seperti Entrepreneur University (EU) dan Tangan di Atas (TDA). "Pengalaman tersebut mengajarkan saya agar terus memperbanyak ilmu," ujarnya.
Di situlah Hangga belajar dengan banyak pihak tentang bagaimana membangun usaha. Ia menemukan kenyataan bahwa ribuan pengusaha pernah mengalami kerugian seperti dirinya.
Selain harus ulet dan pantang menyerah, ia juga dapat nasihat agar dalam mencoba suatu usaha jangan terlalu banyak memikirkan risiko, karena itu akan menjadi penghalang langkah pertama memulai usaha.
Setelah paham mengenai bagaimana mengelola usaha, semangat Hangga pun kembali bangkit. Ia yakin dalam 10 kali cobaan, pasti ada satu kesempatan yang akan membuahkan hasil.
Dengan sisa uang yang ada, ia lalu membuka usaha jual beli handphone pada 2007. Saat itu bisnis yang berkait dengan seluler memang sedang ciamik. Hanya, Hangga belum menghapus mimpi untuk mengembangkan usaha sesuai dengan pendidikannya.
Mimpi itu mulai mendekati kenyataan, ketika pengajuan pinjaman kredit tanpa agunan ke sebuah bank dikabulkan. "Ketika itu saya pinjam sebesar Rp 50 juta," ujar Hangga. Tujuan Hangga pinjam uang ke bank memang untuk mengembangkan usahanya.
Dengan modal itu Hangga pun segera mewujudkan mimpinya mendirikan bengkel kerja beserta kebutuhan lainnya. Hangga menyadari uang tersebut adalah pinjaman dan bunganya akan terus berjalan. "Harus segera dimanfaatkan dengan tepat," ujarnya.
Ia sangat bersyukur, pinjaman itu datang tepat waktunya, sehingga ia bisa benar-benar melupakan kerugian di masa lalu dan siap untuk mengintip peluang baru.
(Bersambung)
oleh Ragil Nugroho
Harian Kontan
Tuesday, July 19, 2011
10 cara jadikan rumah ramah lingkungan
Peduli terhadap perubahan iklim bukan berarti kita harus kembali hidup di zaman batu. Ada beberapa langkah cerdas dengan pilihan yang bebas dari keruwetan agar kita dapat berpartisipasi mencegah kerusakan lingkungan, sekaligus meremajakan tubuh, rumah, dan bumi secara bersamaan. Berikut ini adalah 10 cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk menghijaukan rumah.
Pilih perabot rumah yang ramah lingkungan
Sebelum membeli perabot rumah yang berbahan kayu, periksa apakah bahan yang digunakannya berasal dari hutan yang dikelola untuk industri. Ini dapat mengurangi dampak negatif hilangnya hutan yang berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida, pencegah tanah longsor, dan penyedia habitat bagi berbagai tumbuhan serta hewan.
Saturday, June 11, 2011
Trend Rumah Modern Minimalis
Memiliki sebuah rumah adalah sebuah impian yang menjadi kenyataan. Butuh perjuangan ekstra keras untuk bisa memiliki sebuah rumah. Keterbatasan dana kadang membuat kita harus memilih rumah kecil meskipun berlokasi di kawasan yang baik. Saat ini, kondisi keuangan banyak orang kurang lebih berada dalam level yang sama. Para pengembang menyadari bahwa wacana orang untuk membeli rumah modern telah bergeser. Rumah modern bukan lagi sebuah rumah besar dengan berbagai desain yang rumit. Buat banyak orang, desain rumah yang rumit justru akan menambah biaya pengerjaan yang tidak sedikit. Pengembang menyadari bahwa trend rumah modern dengan gaya minimalis sedang menjadi pilihan. Selain menuruti keinginan pasar, membangun rumah dengan gaya minimalis justru lebih menguntungkan pengembang.
Sunday, May 22, 2011
Tips Merenovasi Rumah dengan Hemat
Kita sebagai orang awam mengenai konstruksi rumah seringkali masih bingung mengenai bagaimana cara merenovasi rumah agar bisa menghemat uang kita. Ketika ingin melakukan renovasi rumah, tentu kita harus menghitung biaya yang diperlukan dan bila kita tidak berhati-hati, budget yang semula bisa membengkak. Untuk itu, demi mencegah terjadinya hal-hal yang kurang diinginkan dalam proses renovasi rumah perlu diperhatikan beberapa hal. Di antara hal-hal yang harus diperhatikan tersebut adalah :
Monday, April 18, 2011
Manfaatkan Kelima Indera dalam Mendesain Taman
Berpijak pada potensi lahan taman, yang minimal meliputi arah terbit matahari, iklim, arah angin, serta kesuburan tanah, akan didapat sebuah desain taman yang utuh. Penggunaan kelima indera dalam merancang, dapat membuat taman menjadi lebih bermanfaat. Selain menjadikan taman lebih indah dipandang, taman dapat juga dipergunakan sebagai terapi kesehatan.
Dalam mendesain taman, keberadaan semua potensi desain yang didasarkan indera, tidaklah menjadi patokan baik atau tidaknya sebuah taman. Penggunaan indera dalam mendesain taman, lebih bertujuan untuk menciptakan sebuah taman yang sesuai dengan kebutuhan dan manfaat apa yang ingin kita dapatkan.
Subscribe to:
Posts (Atom)